Senin, 12 Mei 2014

LAPORAN SPAGETI



LAPORAN PRAKTIKUM
“ELASTISITAS SPAGETI”




Oleh:
1.      Lely Resti Maizuroh                (12030654204)
2.      Dita Silviana Chichinnda       (12030654218)
3.      Pungky Dilaka Putri                (12030654240)
4.      Mega Kusuma Rifanda P.       (12030654241)
5.      Juwita Sari                                (12030654248)


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN SAINS
2014


ELASTISITAS SPAGETI
ABSTRAK
Telah kami lakukan praktikum  tentang elastisitas spageti di Laboratorium Sains Unesa pada hari Senin tanggal 05 Mei 2014  yang bertujuan untuk  mengetahui pengaruh lama waktu perebusan spageti terhadap elastisitas spageti. Adapun metode yang digunakan yaitu merebus spageti dalam 3 waktu yang berbeda. Membagi spageti dalam 3 bagian. Pada bagian pertama spageti direbus selama 120 sekon. Pada bagian kedua spageeti direbus selama 240 sekon dan pada bagian ketiga spageti direbus selama 360 sekon. Kemudian diukur panjang spageti pada masing-masing pemanasan. Setelah itu menarik spageti sampai tepat akan putus dan diukur kembali panjang spageti tersebut untuk mengetahui elastisitas spageti. Berdasarkan praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa, semakin lama waktu yang digunakan untuk merebus spageti maka eastisitas spageti yang dihasilkan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang telah kami susun, karena pada percobaan yang pertama yaitu dengan merebus spageti selama 120 detik setelah ditarik dan dilepaskan menghasilkan pertambahan panjang sebesar 0,9 cm. Pada percobaan kedua yaitu dengan merebus spageti selama 240 detik setelah ditarik dan dilepaskan kembali menghasilkan pertambahan panjang 3,0 cm dan percobaan ketiga dengan merebus spageti selama 360 detik, setelah ditarik dan dilepaskan kembali menghasilkan pertambahan panjang 6,0 cm. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa spageti tidak elastis sempurna, perbedaan pertambahan panjangnya cukup signifikan. Perbedaan lama perebusan yang diberikan akan mempengaruhi perubahan panjang, waktu perebusan yang diberikan sebanding dengan perubahan panjang. Semakin sedikit waktu perebusan yang diberikan maka pertambahan panjangnya semakin kecil dan sebaliknya semakin lama waktu perebusan yang diberikan maka pertambahan panjangnya semakin besar. Karena pada saat spageti direbus dengan waktu yang sebentar, maka elastisitas spageti yang dihasilkan masih belum besar. Dan apabila spageti direbus dengan waktu yang cukup lama, maka elastisitas spageti yang dihasilkan juga semakin besar.


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin mendengar istilah elastic pada spageti. Spageti merupakan makanan yang cukup digemari oleh masyarakat. Ketika kita menyentuh spageti yang sudah matang kita akan merasakan kekenyalan pada saat memakan spageti. Elastisitas spageti juga berbeda dengan mie lain seperti pada umumnya. Spageti memiliki struktur yang lebih keras dari pada mie lain. sehingga dalam perebusan spageti juga dibutuhkan waktu yang sedikit lebih lama dari pada merebus mie instan atau mie lainnya agar dapat menghasilkan strukur spageti yang lebih kenyal. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas elastisitas yang dihasilkan spageti dengan lama perebusan spageti yang berbeda-beda.

B.       Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalahnya yaitu Bagaimanakah pengaruh lama waktu perebusan spageti terhadap elastisitas spageti?

C.      Tujuan percobaan
Berdasarkan rumusan masalah di atas didapatkan tujuan percobaannya yaitu mengetahui pengaruh lama waktu perebusan spageti terhadap elastisitas spageti.

D.      Hipotesis
Hipotesis praktikum ini adalah semakin lama waktu perebusan spageti semakin tinggi elastisitas yang dihasilkan oleh spageti





                                 

BAB II
KAJIAN TEORI

Elastisitas adalah sifat suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya setelah gaya luar di hilangkan. Sebuah benda dikatakan elastik sempurna jika setelah gaya penyebab  perubahan bentuk di hilangkan.Banyak benda yang hampir elastik sempurna, yaitu sampai depormasi yang terbatas disebut limit elastiknya,dan apabila gaya-gaya  dihilangkan, maka benda tersebut tidak kembali kebentuk semula . Beberapa bahan mendekati sifat tidak elastik sempurna dan menujukkan  tidak ada kecenderungan untk kembali kebentuk semula setelah gaya dihilangkan. Bahan ini disebut bersifat pelastik. Sebenarnya perbedaan antara sifat elastik dan pelastik. Hanyalah terletak pada tingkatan dalam besar atau kecilnya deformasi yang terjadi. Anggap saja benda-benda ini bersifat homogen dan isotropik. Homogen berarti pada setiap bagian benda mempunyai  kerapatan sama. Sedangkan isotropik artinya pada setiap titik pada benda mempunyai sifat-sifat fisis sama kesegala arah (Ganijanti Aby Sarojo, 2002:318).
Jika besar perpanjangan δx lebih kecil dibandingkan dengan panjang benda, eksperimen menunjukkan bahwa δL sebanding dengan berat atau gaya yang diberikan pada benda.
 

Hukum Hooke adalah perbandingan antara gaya yang diberikan dengan pertambahan panjang benda adalah konstan.
    F = k . Δx      →    k =   F/Δx
Keterangan :
Ø  F = gaya (N)
Ø  k = konstanta (N/m)
Ø  Δx = perubahan panjang (m)
            Di sini F menyatakan gaya yang menarik benda, δL adalah perubahan panjang dan k adalah konstanta pembanding. Ternyata persamaan tersebut berlaku untuk hampir semua materi padat dari besi sampai tulang, tetapi hanya sampai suatu batas tertentu. Karena jika gaya terlalu besar, benda meregang sangat besar dan akhirnya patah. Ternyata untuk gaya yang sama, besar regangan sebanding dengan panjang awal dan berbanding terbalik dengan luas penampang lintang. Yaitu; makin panjang benda makin besar pertambahan panjangnya untuk suatu gaya tertentu; dan makin tebal benda tersebut, makin kecil pertambahan panjangnya (Giancolli, 2001:299).
            Tegangan (stress) atau gaya pendeformasi persatuan luas menghasilkan regangan (strain) atau deformasi satuan. Spesimen bersangkutan berdeformasi secara permanen pada waktu tegangan sama dengan kekuatan luluh material atau bahan. Baja patah ketika tegangan sama dengan kekuatan batas material. Pada rentang rekayasa teknik tegangan dan regangan sebanding satu sama lain (David Halliday, 2009:505).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar