LAPORAN PRAKTIKUM
“UJI
KERENYAHAN”
Oleh:
1.
Lely Resti Maizuroh (12030654204)
2.
Dita Silviana Chichinnda (12030654218)
3.
Pungky Dilaka Putri (12030654240)
5.
Juwita Sari (12030654248)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN SAINS
2014
UJI KERENYAHAN
Lely Resti Maizuroh, Dita Silviana
Chichinnda, Pungky Dilaka Putri, Mega Kusuma Rifanda Putri, Juwita Sari
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
ABSTRAK
Telah kami lakukan praktikum tentang uji kerenyahan di Laboratorium Sains Unesa
pada hari Senin tanggal 12 Mei 2014 yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis kerupuk terhadap
kerenyahan kerupuk. Adapun metode yang digunakan
yaitu merancang alat terlebih dahulu, kemudian meletakkan kerupuk pada balok
penyangga, lalu memberikan gaya tekan menggunakan balok tekan di atas kerupuk, setelah
itu mencatat hasil yang ditunjuk oleh neraca dan mengulangi langkah tersebut di
atas untuk 4 kerupuk selanjutnya. Berdasarkan
praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa tingkat kerenyahan
dari masing-masing kerupuk itu berbeda bergantung dari jenis kerupuknya. Dan
dari 5 jenis kerupuk yang kami gunakan untuk uji kerenyahan, kerupuk tempe
merupakan kerupuk yang paling renyah yaitu dengan ∆ m sebesar 0,4356 gram memerlukan tekanan sebesar 808,3 untuk
mematahkan kerupuk. Sedangkan untuk kerupuk puli yang memiliki ∆ m sebesar
0,4400 gram memerlukan tekanan sebesar 816,6, kerupuk udang yang memiliki ∆ m
sebesar 0,4440 gram memerlukan tekanan sebesar 824, kerupuk ikan yang memiliki
∆ m sebesar 0,4469 gram memerlukan tekanan sebesar 829,3, dan untuk kerupuk
beras merupakan kerupuk yang kurang renyah dimana kerupuk beras memiliki ∆ m
sebesar 0,4477 gram dan memerlukan tekanan sebesar 830,8 untuk mematahkan
kerupuk. Massa alat tekan yang dibuat untuk menekan adalah sama yaitu 212,5
gram. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa kerenyahan pada kerupuk berpengaruh terhadap kualitas produk pangan
dan berperan dalam metode penyimpanan suatu produk pangan. Kerenyahan dari kerupuk dipengaruhi oleh daya kembang, makin tinggi
daya kembang maka semakin tinggi pula kerenyahannya. Sedangkan sifat kerupuk mudah melempem atau tidak renyah, hal ini berkaitan
dengan kelembaban udara lingkungan dan tingkat penyerapan air pada kerupuk.
Kata kunci: kerupuk, uji
kerenyahan, fluida
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kerupuk
merupakan makanan kudapan yang bersifat kering, ringan yang terbuat dari bahan
yang mengandung pati yang cukup tinggi. Kerupuk adalah makanan ringan yang
dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau
ikan. Karena jenis dari tiap kerupuk berbeda tingkat kerenyahannya, maka akan
diuji kerenyahannya.
Pegujian
makanan meliputi dua hal, pengujian subyektif yang melibatkan panca indera dan
pengujian objektif yang menggunakan parameter-parameter pada bidang biologi,
fisika, dan kimia. “Uji Kerenyahan” sering dilakukan dengan memanfaatkan
tanggapan indera seseorang terhadap renyahnya makanan, termasuk uji mutu
organoleptik. Melalui kegiatan ini, sehingga diketahui pengaruh jenis kerupuk
terhadap kerenyahan kerupuk.
B.
Rumusan
masalah
Berdasarkan latar belakang diatas
didapatkan rumusan masalahnya yaitu bagaimanakah pengaruh jenis kerupuk terhadap
kerenyahan kerupuk?
C.
Tujuan
percobaan
Berdasarkan rumusan masalah di atas
didapatkan tujuan percobaannya yaitu mengetahui pengaruh jenis kerupuk terhadap
kerenyahan kerupuk
D.
Hipotesis
Hipotesis
praktikum ini adalah tingkat kerenyahan kerupuk tergantung pada jenis kerupuk
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Kerupuk
Kerupuk
merupakan makanan kudapan yang bersifat kering, ringan yang terbuat dari bahan yang
mengandung pati yang cukup tinggi. Kerupuk merupakan makanan kudapan yang popular,
mudah cara membuatnya beragam warna dan rasa, disukai oleh segala lapisan usia
(Wahyuni, 2007).Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioca
dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus
adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar matahari dan
digoreng dengan minyak goring yang banyak(Soemarmo, 2009).
Kerupuk
pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis yaitu kerupuk halus dan kerupuk kasar.
Kerupuk kasar dibuat hanya dari bahan pati yang ditambahkan bumbu, sedangkan
kerupuk halus ditambah lagi dengan bahan berprotein seperti ikan sebagai bahan tambahan.
Kerupuk tapioka mempunyai kandungan protein yang rendah. Hal ini dikarenakan
kadar protein bahan baku yang digunakan (tepung tapioka) rendah Penambahan
ikan, tepung udang dan sumber protein lainnya pada adonan kerupuk diharapkan
akan meningkatkan kandungan protein kerupuk yang dihasilkan (Wijandi et al.,
1975).
Kerupuk
memiliki tekstur berongga dan renyah, hal ini merupakan salah satu mutu dari kerupuk.
Sifat renyah pada produk kerupuk dan crackers berpengaruhterhadap kualitas
produk pangan dan berperan dalam metode penyimpanan suatu produk pangan (Wiratakusumah
et al. 1989). Sifat kerupuk mudah melempem, hal ini
berkaitan dengan kelembaban udara lingkungan dan tingkat penyerapan air pada
produk kerupuk. Kelembaban udara di Indonesia yang relatif tinggi (80%-90%)
memacu teknologi pembentukan bahan pengemas yang tahan terhadap kondisi
lingkungan dan sesuai dengan produk bahan yang dikemas (Setyawan, 1999).
B.
Tegangan
Tegangan adalah reaksi
yang timbul di seluruh bagian spesimen dalam rangka menahan beban yang
diberikan. Bila penampangnya kecil itu dijumlah hingga mencapai penampang
spesimen, maka jumlah gaya per satuan luas yang muncul di dalam bahan itu harus
menjadi sama dengan beban dari luar.
Satuan yang digunakan dalam penjabaran tegangan adalah
satuan gaya dibagi dengan satuan luas. Pada satuan SI, gaya diukur dalam Newton
(N) dan luas diukur dalam satuan meter kuadrat (m2). Biasanya, 1 N/m2
dikenal sebagai satu Pascal (Pa). Apabila dijabarkan dalam rumus adalah sebagai
berikut :
σ = F/A
dengan :
σ : Tegangan (N/m2)
F : gaya (Newton)
A : luas (m2)
Ditinjau dari arah gaya dalam yang terjadi, tegangan
diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Tegangan normal yakni tegangan yang terjadi karena
pengaruh dari gaya normal.
b. Tegangan tangensial yakni tegangan yang terjadi karena
pengaruh gaya tangensial.
Sedangkan menurut jenis pembebanan yang diberikan,
tegangan diklasifikasikan menjadi:
1. Tegangan tarik
2. Tegangan geser
3. Tegangan tekan
4. Tegangan puntir
5. Tegangan lengkung/bengkok
Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya
F yang saling berlawanan dan terletak dalam satu garis gaya. Misalnya, terjadi
pada tiang bangunan yang belum mengalami tekukan, porok sepeda, dan batang
torak. Tegangan tekan dapat ditulis:
BAB III
METODE PERCOBAAN
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Neraca gaya
tekan 1 buah
b.
Balok tekan 1 buah
c.
Balok penyangga 2 buah
2.
Bahan
a.
5 jenis kerupuk
yang berbeda
C.
Variabel Percobaan
1.
Variabel
manipulasi : jenis kerupuk
2.
Variabel kontrol : luas penampang kerupuk
3.
Variabel respon : kerenyahan kerupuk
E.
Langkah Percobaan
Langkah yang pertama yaitu mempersiapkan alat dan
bahan. Selanjutnya merancang alat sesuai dengan rancangan percobaan. Kemudian
mengambil kerupuk pertama dan menimbangnya. Selanjutnya meletakkan kerupuk 1 diatas
balok penyangga yang sudah diletakkan pada neraca gaya tekan. Lalu memberikan
balok tekan di atas kerupuk yang sebelumnya balok tekan telah ditimbang
massanya. Kemudian melihat angka yang ditunjukkan oleh neraca dan dicatat hasil
penunjukkannya. Mengulangi langkah-langkah tersebut untuk kerupuk 2,3,4, dan 5.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A.
Data
No.
|
Jenis
Kerupuk
|
Massa
Alat Tekan
(m ±
0,1) g
|
Massa
Kerupuk Sebelum Ditekan
(m ±
0,1) g
|
Massa
Kerupuk Setelah Ditekan
(m ±
0,1) g
|
∆ m
|
Gaya
Tekan
(
F=∆m.g)
|
Tekanan
|
1
|
Tempe
|
212,5
|
8,2
|
443,8
|
0,4356
|
4,268
|
808,3
|
2
|
Ikan
|
212,5
|
1,9
|
448,8
|
0,4469
|
4,379
|
829,3
|
3
|
Udang
|
212,5
|
2,3
|
446,3
|
0,4440
|
4,351
|
824
|
4
|
Puli
|
212,5
|
1,9
|
441,9
|
0,4400
|
4,312
|
816,6
|
5
|
Beras
|
212,5
|
1,1
|
448,8
|
0,4477
|
4,387
|
830,8
|
B.
Analisis
Berdasarkan data yang kami
peroleh dapat diketahui bahwa setiap jenis kerupuk memiliki tingkat kerenyahan
yang berbeda-beda yang dapat dilihat dari tekanan yang dibutuhkan untuk
mematahkan setiap jenis kerupuk yaitu, untuk kerupuk tempe yang memiliki ∆ m
sebesar 0,4356 gram tekanan sebesar 808,3, untuk kerupuk ikan yang memiliki ∆ m
sebesar 0,4469 gram tekanan sebesar 829,3, untuk kerupuk udang yang memiliki ∆
m sebesar 0,4440 gram tekanan sebesar 824, untuk kerupuk puli yang memiliki ∆ m
sebesar 0,4400 gram tekanan sebesar 816,6, dan untuk kerupuk beras yang
memiliki ∆ m sebesar 0,4477 gram tekanan sebesar 830,8. Dimana massa alat tekan
yang dibuat untuk menekan adalah sama yaitu 212,5 gram.