Senin, 19 Mei 2014

LAPORAN PRAKTIKUM “UJI KERENYAHAN”



LAPORAN PRAKTIKUM
“UJI KERENYAHAN”

 
Oleh:
1.      Lely Resti Maizuroh                (12030654204)
2.      Dita Silviana Chichinnda         (12030654218)
3.      Pungky Dilaka Putri                (12030654240)
4.      Mega Kusuma Rifanda P.       (12030654241)
5.      Juwita Sari                                (12030654248)



UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN SAINS
2014




UJI KERENYAHAN
Lely Resti Maizuroh, Dita Silviana Chichinnda, Pungky Dilaka Putri, Mega Kusuma Rifanda Putri, Juwita Sari
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
ABSTRAK
Telah kami lakukan praktikum  tentang uji kerenyahan di Laboratorium Sains Unesa pada hari Senin tanggal 12 Mei 2014  yang bertujuan untuk  mengetahui pengaruh jenis kerupuk terhadap kerenyahan kerupuk. Adapun metode yang digunakan yaitu merancang alat terlebih dahulu, kemudian meletakkan kerupuk pada balok penyangga, lalu memberikan gaya tekan menggunakan balok tekan di atas kerupuk, setelah itu mencatat hasil yang ditunjuk oleh neraca dan mengulangi langkah tersebut di atas untuk 4 kerupuk selanjutnya. Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa tingkat kerenyahan dari masing-masing kerupuk itu berbeda bergantung dari jenis kerupuknya. Dan dari 5 jenis kerupuk yang kami gunakan untuk uji kerenyahan, kerupuk tempe merupakan kerupuk yang paling renyah yaitu dengan ∆ m sebesar 0,4356 gram  memerlukan tekanan sebesar 808,3 untuk mematahkan kerupuk. Sedangkan untuk kerupuk puli yang memiliki ∆ m sebesar 0,4400 gram memerlukan tekanan sebesar 816,6, kerupuk udang yang memiliki ∆ m sebesar 0,4440 gram memerlukan tekanan sebesar 824, kerupuk ikan yang memiliki ∆ m sebesar 0,4469 gram memerlukan tekanan sebesar 829,3, dan untuk kerupuk beras merupakan kerupuk yang kurang renyah dimana kerupuk beras memiliki ∆ m sebesar 0,4477 gram dan memerlukan tekanan sebesar 830,8 untuk mematahkan kerupuk. Massa alat tekan yang dibuat untuk menekan adalah sama yaitu 212,5 gram. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa kerenyahan pada kerupuk berpengaruh terhadap kualitas produk pangan dan berperan dalam metode penyimpanan suatu produk pangan. Kerenyahan dari kerupuk dipengaruhi oleh daya kembang, makin tinggi daya kembang maka semakin tinggi pula kerenyahannya. Sedangkan sifat kerupuk mudah melempem atau tidak renyah, hal ini berkaitan dengan kelembaban udara lingkungan dan tingkat penyerapan air pada kerupuk.
Kata kunci: kerupuk, uji kerenyahan, fluida
BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Kerupuk merupakan makanan kudapan yang bersifat kering, ringan yang terbuat dari bahan yang mengandung pati yang cukup tinggi. Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Karena jenis dari tiap kerupuk berbeda tingkat kerenyahannya, maka akan diuji kerenyahannya.
Pegujian makanan meliputi dua hal, pengujian subyektif yang melibatkan panca indera dan pengujian objektif yang menggunakan parameter-parameter pada bidang biologi, fisika, dan kimia. “Uji Kerenyahan” sering dilakukan dengan memanfaatkan tanggapan indera seseorang terhadap renyahnya makanan, termasuk uji mutu organoleptik. Melalui kegiatan ini, sehingga diketahui pengaruh jenis kerupuk terhadap kerenyahan kerupuk.

B.            Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalahnya yaitu bagaimanakah pengaruh jenis kerupuk terhadap kerenyahan kerupuk?

C.           Tujuan percobaan
Berdasarkan rumusan masalah di atas didapatkan tujuan percobaannya yaitu mengetahui pengaruh jenis kerupuk terhadap kerenyahan kerupuk

D.           Hipotesis
Hipotesis praktikum ini adalah tingkat kerenyahan kerupuk tergantung pada jenis kerupuk





BAB II
KAJIAN TEORI

A.           Kerupuk
Kerupuk merupakan makanan kudapan yang bersifat kering, ringan yang terbuat dari bahan yang mengandung pati yang cukup tinggi. Kerupuk merupakan makanan kudapan yang popular, mudah cara membuatnya beragam warna dan rasa, disukai oleh segala lapisan usia (Wahyuni, 2007).Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioca dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar matahari dan digoreng dengan minyak goring yang banyak(Soemarmo, 2009).
Kerupuk pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis yaitu kerupuk halus dan kerupuk kasar. Kerupuk kasar dibuat hanya dari bahan pati yang ditambahkan bumbu, sedangkan kerupuk halus ditambah lagi dengan bahan berprotein seperti ikan sebagai bahan tambahan. Kerupuk tapioka mempunyai kandungan protein yang rendah. Hal ini dikarenakan kadar protein bahan baku yang digunakan (tepung tapioka) rendah Penambahan ikan, tepung udang dan sumber protein lainnya pada adonan kerupuk diharapkan akan meningkatkan kandungan protein kerupuk yang dihasilkan (Wijandi et al., 1975).
Kerupuk memiliki tekstur berongga dan renyah, hal ini merupakan salah satu mutu dari kerupuk. Sifat renyah pada produk kerupuk dan crackers berpengaruhterhadap kualitas produk pangan dan berperan dalam metode penyimpanan suatu produk pangan (Wiratakusumah et al. 1989). Sifat kerupuk mudah melempem, hal ini berkaitan dengan kelembaban udara lingkungan dan tingkat penyerapan air pada produk kerupuk. Kelembaban udara di Indonesia yang relatif tinggi (80%-90%) memacu teknologi pembentukan bahan pengemas yang tahan terhadap kondisi lingkungan dan sesuai dengan produk bahan yang dikemas (Setyawan, 1999).


B.            Tegangan
Tegangan adalah reaksi yang timbul di seluruh bagian spesimen dalam rangka menahan beban yang diberikan. Bila penampangnya kecil itu dijumlah hingga mencapai penampang spesimen, maka jumlah gaya per satuan luas yang muncul di dalam bahan itu harus menjadi sama dengan beban dari luar.
Satuan yang digunakan dalam penjabaran tegangan adalah satuan gaya dibagi dengan satuan luas. Pada satuan SI, gaya diukur dalam Newton (N) dan luas diukur dalam satuan meter kuadrat (m2). Biasanya, 1 N/m2 dikenal sebagai satu Pascal (Pa). Apabila dijabarkan dalam rumus adalah sebagai berikut :
σ  = F/A
dengan :
σ  : Tegangan (N/m2)
F    : gaya (Newton)
A   : luas (m2)
Ditinjau dari arah gaya dalam yang terjadi, tegangan diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Tegangan normal yakni tegangan yang terjadi karena pengaruh dari gaya normal.
b. Tegangan tangensial yakni tegangan yang terjadi karena pengaruh gaya tangensial.
Sedangkan menurut jenis pembebanan yang diberikan, tegangan diklasifikasikan menjadi:
1. Tegangan tarik
2. Tegangan geser
3. Tegangan tekan
4. Tegangan puntir
5. Tegangan lengkung/bengkok
Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya F yang saling berlawanan dan terletak dalam satu garis gaya. Misalnya, terjadi pada tiang bangunan yang belum mengalami tekukan, porok sepeda, dan batang torak. Tegangan tekan dapat ditulis:
 


BAB III
METODE PERCOBAAN





B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Neraca gaya tekan            1 buah
b.      Balok tekan                      1 buah
c.       Balok penyangga             2 buah
2.      Bahan
a.       5 jenis kerupuk yang berbeda
C.    Variabel Percobaan
1.      Variabel manipulasi    : jenis kerupuk
2.      Variabel kontrol         : luas penampang kerupuk
3.      Variabel respon          : kerenyahan kerupuk

  

E.     Langkah Percobaan
Langkah yang pertama yaitu mempersiapkan alat dan bahan. Selanjutnya merancang alat sesuai dengan rancangan percobaan. Kemudian mengambil kerupuk pertama dan menimbangnya. Selanjutnya meletakkan kerupuk 1 diatas balok penyangga yang sudah diletakkan pada neraca gaya tekan. Lalu memberikan balok tekan di atas kerupuk yang sebelumnya balok tekan telah ditimbang massanya. Kemudian melihat angka yang ditunjukkan oleh neraca dan dicatat hasil penunjukkannya. Mengulangi langkah-langkah tersebut untuk kerupuk 2,3,4, dan 5.

BAB IV
DATA DAN ANALISIS

A.           Data
No.
Jenis Kerupuk
Massa Alat Tekan
(m ± 0,1) g
Massa Kerupuk Sebelum Ditekan
(m ± 0,1) g
Massa Kerupuk Setelah Ditekan
(m ± 0,1) g
∆ m
Gaya Tekan
( F=∆m.g)
Tekanan
(P=F/A)
1
Tempe
212,5
8,2
443,8
0,4356
4,268
808,3
2
Ikan
212,5
1,9
448,8
0,4469
4,379
829,3
3
Udang
212,5
2,3
446,3
0,4440
4,351
824
4
Puli
212,5
1,9
441,9
0,4400
4,312
816,6
5
Beras
212,5
1,1
448,8
0,4477
4,387
830,8


B.            Analisis
Berdasarkan data yang kami peroleh dapat diketahui bahwa setiap jenis kerupuk memiliki tingkat kerenyahan yang berbeda-beda yang dapat dilihat dari tekanan yang dibutuhkan untuk mematahkan setiap jenis kerupuk yaitu, untuk kerupuk tempe yang memiliki ∆ m sebesar 0,4356 gram tekanan sebesar 808,3, untuk kerupuk ikan yang memiliki ∆ m sebesar 0,4469 gram tekanan sebesar 829,3, untuk kerupuk udang yang memiliki ∆ m sebesar 0,4440 gram tekanan sebesar 824, untuk kerupuk puli yang memiliki ∆ m sebesar 0,4400 gram tekanan sebesar 816,6, dan untuk kerupuk beras yang memiliki ∆ m sebesar 0,4477 gram tekanan sebesar 830,8. Dimana massa alat tekan yang dibuat untuk menekan adalah sama yaitu 212,5 gram.